Sabtu, 25 September 2010

UKM Penyelamat Ekonomi Nasional



Pemerintah dan pengusaha mengandalkan Usaha Kecil dan Menengah guna mengurangi kemiskinan, pengangguran, meningkatkan perekonomian, serta pemerataan pembangunan nasional.  Itu sebabnya,  tahun ini pemerintah menyiapkan kredit usaha UKM sebesar Rp100 triliun.
UKM dilirik sebagai sektor yang pembantu perekonomian nasional karena dianggap tak hanya mampu menembus pasar regional, tapi juga pasar global. Dengan pengembangan UKM, diharapkan banyak tenaga kerja yang bisa diserap sehingga mampu mengurangi jumlah pengangguran.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menegaskan bahwa saat ini UKM setidaknya mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 90 persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Dengan demikian, jika UKM terus dikembangkan dan diberikan kemudahan dalam segala perizinnanya, ke depan bisa memperbaiki perekonomian di Indonesia.
“Pembangunan di Indonesia mesti merata, jangan hanya menguntungkan pengusaha besar saja, tapi juga harus merata,” kata Sofjan saat pembukaan Ramadhan Fair UKEA APINDO, di Pasaraya Blok M, Jakarta, 12 Agustus 2010. Sofjan berharap dengan pengembangan UKM, ke depan UKM bisa menguasai pangsa pasar dalam dan luar negeri.
Menteri Koperasi dan UKM, Sjarif Hasan pun menyatakan, pihaknya telah melakukan kerja sama dan membuat komitmen dengan enam bank pemerintah dan 13 bank pembangunan daerah dalam mengurus kredit usaha kecil ini. “Ini sebagai strategi agar permasalahan pembiayaan kredit untuk UKM bisa teratasi,” katanya.
Hypermart dorong UKM masuk Pasar Modern
Pasar modern di Indonesia dalam 5-10 terakhir tumbuh begitu pesat. Selain dianggap sebagai ‘ancaman’ pasar tradisional, tren pasar modern ternyata telah memberi peluang-peluang baru bagi pebisnis ritel tanah air, baik skala besar maupun kecil.
Berdasarkan riset Nielsen yang dipulikasikan hari ini, Jumat 23 Juli 2010, pertumbuhan pasar modern di Indonesia terus naik signifikan. Tahun 2004 misalnya, market share-nya (dari total bisnis ritel nasional) sekitar 18,3 persen.  Kemudian naik menjadi 19,7 persen (2005), 21,2 persen (2006), 22,6 persen (2007), dan 24,4 persen (2008).
Nielsen juga mencatat, perputaran barang (turnover) di pasar modern pada periode 2004-2008, tumbuh 19,8 persen.
Sebagaimana pasar tradisional, pasar modern sangat membutuhkan peran pemasok (supplier) untuk memenuhi ketersediaan barang. Sayangnya, belum  banyak pengusaha/masyarakat yang memanfaatkan peluang usaha pemasok pasar modern ini, antara lain karena minimnya informasi.
Mencermati kondisi ini, Hypermart bekerja sama dengan GambaranBrand,  mengadakan lokakarya unik bertema ‘Peluang Usaha Pemasok di Pasar Modern’, yang diikuti sejumlah pengusaha IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia).
Tidak seperti lokakarya (workshop) umumnya, kegiatan ini dilakukan secara ‘mobile’, yakni dalam bus yang dirancang khusus. Konsep ini disebut ‘Edutraveling‘. Selain menggunakan moda bus, edutraveling juga dirancang untuk moda-moda lain seperti kereta api, kapal laut, bahkan pesawat udara.
Meshvara Kanjaya, direktur Merchandising and Marketing Matahari Food Business PT Matahari Putra Prima (Hypermart) mengatakan bahwa pihaknya menaruh perhatian besar pada pengusaha usaha kecil dan menengah (UKM).
Menurut Kanjaya, untuk mendorong kemajuan pengusaha UKM nasional tentunya perlu upaya tersendiri termasuk adanya kerja sama sejumlah pihak.
“Kami tertarik bekerja sama dengan GambaranBrand dalam memajukan UKM, karena selain memiliki visi yang sama, konsep edutraveling dalam edukasi dan pelatihan UKM sangat unik dan menarik. Ini juga sebagai bagian dari tanggung jawab sosial kami kepada masyarakat, khususnya UKM, dalam membantu mereka untuk mengembangkan diri melalui pembinaan dan pelatihan semacam ini,” ujar Meshvara.
Lebih lanjut, Meshvara mengungkapkan, kemajuan UKM menjadi perhatian penting bagi Hypermart. “Mereka adalah mitra kami. Memiliki pemasok yang mampu menyediakan produk dengan kualitas prima pada akhirnya akan menguntungkan konsumen. Inilah mengapa membina UKM sebagai pemasok penting untuk dilakukan.”
Menurut Arto Subiantoro, konsultan senior GambaranBrand, konsep ‘mobile seminar’ atau ‘mobile workshop’ merupakan strategi yang secara serius akan dikembangkan pihaknya dalam upaya memberikan edukasi kepada masyarakat.
“Tujuan lokakarya kali ini untuk memotivasi dan membekali pengusaha yang ingin jadi pemasok pasar modern, baik berupa pengetahuan dan strategi, juga konsultasi. Dengan konsep edutraveling, selain unik dan menarik, kami yakin hal ini akan memberikan pengalaman tersendiri bagi peserta,” ujar Arto.

Sumber:vivanews.com

0 komentar:

Posting Komentar